Sabtu, 03 November 2012

horizon tanah


Tanah mempunyai partikel penyusunnya berupa pasir, debu, dan liat. Di  dalam tanah terdapat mineral, unsur hara, air, udara, dan banyak mikroorganisme  yang hidup didalam tanah. Tanah mempunyai tingkatan kedalaman yang  disebut  dengan horizon. Setiap tingkatan tersebut berbeda-beda yang terkandung  didalamnya. Banyak keanekaragaman mikroorganisme dan hewan tanah baik yang bersifat merugikan maupun yang menguntungkan ( Subagyo1970)
Tanah  adalah material yang tidak padat yang terletak di permukaan  bumi, sebagai media untuk menumbuhkan tanaman (SSSA,  Glossary of Soil  Science Term). Tanah sebagai tubuh alam mempunyai berbagai macam fungsi  utama, diantaranya  pertama  sebagai media tumbuhan tanaman yang  menyediakan hara dan air. Kedua sebagai gudang unsur-unsur hara makro  dan mikro serta mengatur penyediaan bagi tanaman. Ketiga sebagai tempat  tunjangan mekanik akar tanaman
Horizon Tanah
Huruf kapital O, A, E, B, C, R merupakan simbol-simbol untuk  horizon utama dan lapisan utama tanah. Huruf-huruf kapital ini merupakan  simbol dasar, yang dapat diberi tambahan karakter-karakter lain untuk  melengkapi penamaan horizon dan lapisan. Horizon O adalah lapisan yang didominasi oleh bahan organik.  Sebagian jenuh air dalam periode yang lama, atau suatu ketika pernah jenuh  air, tetapi sekarang telah didrainase, sebagian yang lain tidak pernah mengalami jenuh air. Sebagian besar horizon O tersusun dari serasah segar  yang belum terdekomposisi atau sebagian telah terdekomposisi yang telah  tertimbun di permukaan. Serasah seperti ini dapat berada di atas permukaan tanah mineral atau tanah organik.
Keterangan :
A  : Horizon Organik
O  : Horizon pencampuran bahan organic  terhumifikasi dengan bahan mineral
E  : Horizon pencucian (eluviasi)
B  : Horizon penumpukan (iluviasi)
C  : Bahan induk
D  : Batuan induk

Horizon A adalah horizon mineral yang terbentuk pada permukaan  tanah atau di bawah suatu horizon O.  Horizon ini memperlihatkan  kehilangan seluruh atau sebagian besar struktur batuan asli dan menunjukkan  salah satu atau kedua sifat  berikut yaitu akumulasi bahan organik terhumifikasi yang bercampur sangat intensif dengan fraksi mineral, dan tidak  di dominasi oleh sifat-sifat yang merupakan karakteristik horizon E atau B.  sifat-sifat yang merupakan akibat dari pengolahan tanah, pengembalaan  ternak atau jenis-jenis gangguan lain yang serupa.
Horizon E adalah horizon mineral yang kenampakan utamanya  adalah kehilangan liat silikat, besi, alumunium atau beberapa kombinasi  senyawa-senyawa tersebut, meninggalkan suatu konsentrasi partikel-partikel  pasir dan debu. Horizon ini memperlihatkan lenyapnya seluruh atau sebagian  terbesar dari struktur batuan aslinya. Horizon E dibedakan dari horizon B di  bawahnya dalam sequm tanah sama , oleh warna dengan  value  lebih tinggi  atau  chrome  lebih rendah , atau kedunya, oleh tekstur yang lebih kasar atau  oleh suatu kombinasi dari sifat-sifat tersebut. 
Horizon B dalah horizon-horison yang terbentuk di bawah suatu  horizon A, E atau O. horizon-horison ini didominasi oleh lenyapnya seluruh  atau sebagian terbesar sari struktur batuan aslinya, dan memperlihatkan satu  atau lebih sifat-sifat seperti : Konsentrasi atau penimbunan secara aluvial dari  liat silikat, senyawa besi, senyawa alumunium, humus, senya wa karbonat,  gispsum, atau silika, secara mandiri atau dalam kombinasi.  Tanda-tanda atau  gejala  adanya  pemindahan atau penambahan  senyawa karbonat.  Konsentrasi oksidan-oksidan  secar residu.  Penyelaputan sesquioksida yang mengakibatkan horizon terlihat jelas menpunyai value warna lebih rendah, chrome  lebih tinggi atau  hue  lebih merah tanpa proses iluviasi semyawa besi  yang terlihat jelas.
Horizon C adalah horison atau lapisan, tidak termasuk batuan dasar yang lebih keras dan tersementasi kuat, yang dipengaruhi sedikit oleh proses  pedogenik, serta tidak memiliki sifat  –sifat horizon O, A, E, atau B. sebagian  terbesar merupakan lapisan-lapisan mineral. Bahan lapisan C mungkin dapat  serupa atau tidak serupa dengan gahan dari mana solum diperkirakan telah  terbentuk. Suatu horizon C mungkin saja telah mengalami perubahan,  walaupun tidak terdapat tanda-tanda adanya proses pedogenesis.
Horizon R adalah batuan dasar tersementasi kuat sampai  mengeras.granit, basaly, kuarsit, batugamping, dan batupasir adalah contoh  batuan dasra yang diberi symbol dengan huruf R. lapisan R cukup kompak  jika lembab sehingga cukup sulit di gali dengan  sekop walaupun lapisan  tersebut dapat pecah berkeping-keping
Sifat morfologi tanah adalah sifat–sifat tanah yang dapat diamati dan  dipelajari di lapang. Sebagian dari sifat morfologi tanah merupakan sifat fisik  dari tanah tersebut.
Batas–Batas Horison
Batas satu horison dengan horison lainnya dalam suatu profil tanah  dapat terlihat jelas atau baur. Pada pengamatan lapang ketajaman peralihan  horison ini dapat dibedakan beberapa tingkatan, yaitu dikatakan
a.  nyata (bila lebar peralihan kurang dari 2,5 cm),
b.  jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm ),
c.  berangsur (lebar peralihan 6,5 – 1,25 cm) dan
d.  baur  (lebar peralihan > 12,5 cm).  Disamping topografi dari batas horison  tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus

            Batas horison atau lapisan dinyatakan dalam kejelasan dan bentuk peralihan (topografi batas). Berikut adalah symbol yang digunakan untuk kejelasan dan bentuk peralihan. Penjelasan :
a  (aburpt) simbol untuk peralihan sangat jelas, lebar peralihan < 2 cm.
c  (clear) simbol untuk peralihan jelas lebar peralihan 2-5 cm.
g  (gradual) simbol untuk peralihan berangsur lebar peralihan 5-12 cm.
d  (diffuse) simbol untuk peralihan baur, lebar peralihan > 12 cm
            Kedalaman atau solum, tekstur, dan struktur tanah menentukan besar kecilnya air  limpasan permukaan dan laju penjenuhan tanah oleh air. Pada tanah bersolum dalam  (>90 cm), struktur gembur, dan penutupan lahan rapat, sebagian besar air hujan  terinfiltrasi ke dalam tanah dan hanya sebagian kecil yang menjadi air limpasan  permukaan (longsor). Sebaliknya, pada tanah bersolum dangkal, struktur padat, dan penutupan lahan kurang rapat, hanya sebagian kecil air hujan yang terinfiltrasi dan  sebagian besar menjadi aliran permukaan (longsor) Pembentukan Agregat Menurut Gedroits (1955) ada dua tingkatan pembentuk agregat tanah, yaitu:
1. Kaogulasi koloid tanah (pengaruh Ca2+) kedalam agregat tanah mikro
2. Sementasi (pengikat) agregat mikro kedalam agregat makro.
Teori pembentukan tanh berdasarkan flokulasi dapat terjadi pada tanah yang berada  dalam larutan, misal pada tanah yang agregatnya telah dihancurkan oleh air hujan  atau pada tanah sawah. Menurut utomo dan Dexter (1982) menyatakan bahwa  retakan terjadi karena pembengkakan dan pengerutan sebagai akibat dari  pembasahan dan pengeringan yang berperan penting dalam pembentukan agregat. 
Faktor yang mempengaruhi pembentukan agregat antara lain :
1. Bahan Induk
Variasi penyusun tanah tersebut mempengaruhi pembentukan agregat-agregat tanah serta kemantapan yang terbentuk. Kandungan liat menentukan dalam pembentukan  agregat, karena liat berfungsi sebagai pengikat yang diabsorbsi pada permukaan butiran pasir dan setelah dihidrasi tingkat reversiblenya sangat lambat. Kandungan liat  > 30% akan berpengaruh terhadap agregasi, sedangakan kandungan liat < 30% tidak  berpengaruh terhadap agregasi. Bahan induk tanah dibedakan menjadi 3 yaitu residual, transport, dan organik. Residual berasal dari proses pelapukan batuan induk yang ada di bawahnya. Transport merupakan bahan induk tanah yang berasal dari erosi yang dibawa air dan mengalami sedimentasi. Sedangkan organik merupakan bahan induk tanah yang berasal dari hasil proses pembusukan flora dan fauna yang kemudian akan menghasilkan horison ( O )
2. Bahan organik tanah
Bahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami pencucian.  Pencucian tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah. Sehingga bahan  organik dan organisme di dalam tanah saling berhubungan erat.
3. Topografi
Relief adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah termasuk didalamnya perbedaan kecuraman dan bentuk lereng. Topografi suatu daerah dapat menghambat atau mempercepat pengaruh iklim. Di daerah datar atau cekung dimana air tidak mudah hilang dari tanah atau menggenang, pengaruh iklim menjadi tidak jelas dan terbentuklah tanah berwarna kelabu atau banyak mengandung karatan. Sebagai akibat genangan itu
4. Organisme
Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain itu juga mampu  berperan langsung dengan membuat lubang dan menggemburkna tanaman.Secara  tidak langsung merombak sisa-sisa tanaman yang setelah dipergunakan akan  dikeluarlan lagi menjadi bahan pengikat tanah
5. Waktu
Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama waktu  berjalan, maka agregat yang terbentuk pada tanah tersebut semakin berpengaruh.  Karena proses pembentukan tanha terus berjalan maka bahan induk tanah berubah berturut turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua
6. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan,  pencairan. Iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan agregat tanah. Curah hujan dan suhu tinggi di daerah tropika menyebabkan reaksi kimia berjalan cepat, sehingga proses pelapukan dan pencucian berjalan cepat. Akibatnya banyak tanah di indonesia telah mengalami pelapukan lanjut.

Warna Tanah
Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena  warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah  tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya oleh  perbedaan kandungan bahan organik, apabila kandungan bahan organik  dalam tanah tinggi maka tanah akan berwarna kelam atau gelap, bentuk dan  banyaknya senyawa Fe dalam tanah, kondisi drainase dalam tanah atau  keadaan basah dan kering yang silih berganti, pada saat kondisi tanah basah  maka suasananya reduktif besi dalam bentuk Fe++ meninggalkan bercak warna abu-abu kebiruan, dan bila kondisi kering maka  kondisinya oksidatif besi dalam bentuk Feri (Fe+++) dan warna merah kuning. Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku  yang terdapat dalam buku  Munsell Soll Color Chart. Dalam warna baku ini  warna disusun oleh tiga variabel yaitu ; hue, value dan chroma.
Ø  Hue  :  adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan  panjang gelombangnya,  hue dibedakan menjadi 
·         5 R ;
·         7,5 R ;
·         10 R;
·         2,5 YR;
·         5 YR;
·         7,5 YR;
·         10 YR;
·         2,5 Y ;
·         5 Y,
yaitu mulai dari  spektrum  paling merah (5R) sampai spektrum dominan paling kuning (5 Y).
Ø  Value  :  Menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan  banyaknya sinar yang dipantulkan, yang dibedakan dari 0  sampai 8 dimana  makin tinggi nilai value menunjukkan warna makin terang.
Ø  Chroma  :  Menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna  spektrum, juga dibagi dari 0 sampai 8, semakin tinggi nilai  chroma menunjukkan kemurnian spektrum atau kekuatan  warna spektrum makin meningkat. Warna tanah dicatat   dengan menggunakan notasi, misalnya  7,5 YR 5/4 (Coklat). Ini berarti bahwa tanah mempunyai
·         hue = 7,5 YR,
·         Value = 5 dan
·         chroma = 4 yang secara keseluruhan disebut coklat
Tekstur Tanah
Tekstur tanah menurut Henry D. Foth adalah ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada  kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu, dan tanah liat. Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian dari tanah  yang berukuran > 2 mm disebut Bahan kasar yaitu berupa kerikil atau  kerakal.
Bahan-bahan yang berukuran lebih halus dibedakan menjadi :
·         Pasir    : 2 mm  - 5 0 μ
·          Debu    : 50 μ – 2 μ
·          Liat    : < 2 μ
Tekstur tanah  adalah perbandingan relatif (dalam persen) antara  fraksi pasir,  debu dan liat, tektur tanah sangat penting kita ketahui karena  komposisi ketiga fraksi penyusun tanah menentukan sifat-sifat fisika,  fisikokimia dan sifat kimia tanah.
Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan  liat maka tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam  kelas tekstur  yaitu sbb :
a.  Kasar    :
-  Pasir
-  Pasir berlempung
b.  Agak Kasar  :
-  Lempung berpasir
-  Lempung berpasir halus
c.  Sedang    :
-  Lempung berpasir sangat halus
-  Lempung
-  Lempung berdebu
d.  Agak halus  :
-  Debu
-  Lampung Liat
-  Lempung Liat berpasir
-  Lempung liat berdebu
e.  Halus    :
-  Liat berpasir
-  Liat berdebu
Sifat-Sifat Fisik dan Morfologi Tanah
o    Liat
o    Tanah yang  bertekstur pasir  mempunyai luas permukaan  yang kecil sehingga sulit menahan air dan unsur hara.
o    Tanah  bertekstur liat  mempunyai luas permukaan yang besar  sehingga kemampuan tanah menahan air dan mengikat unsur  hara tinggi.
o    Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada  tanah bertekstur kasar.
Di lapangan (lahan) tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijit  tanah basah diantara jari-jari, s ambil dirasakan halus kasarnya yaitu  dirasakan adanya butir pasir, debu dan liat, yaitu sbb :
·         Pasir  :  rasa kasar sangat jelas, tidak melekat dan tak  dapat dibentuk bola.
·         Pasir berlempung  :  rasa kasar agak jelas , agak melekat, dapat  dibentuk bola,  mudah hancur.
·         Lempung    :  rasa tidak kasar dan tidak licin, agak melekat,  dapat dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit  dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
·         Lempung berdebu    :  rasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola  agak teguh, gulungan dengan permukaan  mengkilat.
·         Debu  :  rasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk  bola teguh, dapat digulung dengan permukaan  mengkilat.
·         Lempung berliat    :  rasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk  bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan yang  agak mudah hancur.
·         Lempung liat berpasir  :  rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar,  agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudah hancur.
·         Lempung liat berdebu  :  rasa halus agak licin, melekat, dapat dibentuk
Struktur Tanah
            Sruktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari butiran-butiran atanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti : bahan organic, oksida besi dll. Didaerah curah hujan yang tinggi umumnya ditemukan struktur tanah remah atau gramuler dipermukaan dan gumpal dihorison bawah
Macam macam struktur tanah
1.      Struktu tanah berbutir (granular)
Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut “Crumbs” atau Spherical
2.      Kubus (Bloky)
Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm
3.      Lempeng (platy)
Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya  terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited)
4.      Prisma
Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi  agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan  diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat.  Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner








5.      Platy / lempeng
Terbentuk pada hor. E Hasil lapukkan bahan  induk atau karena pemadatan

6.      Remah
Konsistensi Tanah
Menurut Henry D. Foth, konsistensi adalah resistensi tanah terhadap deformasi atau kepecahan dan ditentukan oleh sifat sifat kohesif dan andhesif seluruh massa tanah. Sementara struktur berkaitan dengan bentuk, ukuran, dan kebedaan agregat tanah alami, konsistensi berkaitan dengan kekuatan dan keadaan gaya antarpartike. Konsistensi itu penting untuk pembajakan dan pertimbangan lalu lintas. Bukit pasir menunjukkan sifat sifat kohensif dan andhesif yang minimum serta mudah terderformasi sehingga kendaraan bermotor dapat macet. Tanah liat dapat begitu lengket bila basah sehingga menyebabkan pembajakan menjadi sulit. Konsistensi dipertelakan untuk tiga taraf kelembapan yaitubasah, lembab, dan kering. Suatu tanah mungkin lengket bila basah, kenyal bila lembab, dab keras bila kering. Istilah istilah yang digunakan untuk mempertelakan lkonsistensi mencakup :
1) Tanah basah/ tak lengket, lengket, tak plastis, plastis.
2) Tanah lembab/lepas, mudah rontok, kenyal.
3) Tanah kering/lepas, halus, keras.
Perekatan (cementation) juga merupakan tipe konsistensi dan disebakan oleh bahan perekat seperti kalsium karbonat, silika, atau oksida oksida besi dan aluminium. Perekatan itu sedikit diupengaruhi oleh kandungan air. Terekat atau mengeras digunakan unyuk mempertelakan perekatan. Tanah yang mengeras itu begitu keras sehingga diperlukan pukulan palu yang keras untuk memecahkan tanah itu dan pada umumnya palu akan berdering sebagai akibat pukulan itu.
Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir tanah atau daya adhesi butir tanah dengan benda lainnya. Berdasarkan pengamatan di lapangan dan percobaan, perbedaan konsistensi tanah bergantung pada tekstur, kadar bahan organik, kadar dan sifat koloidserta kadar lengas tanah.
Penggolongan konsistensi tanah dalam hubungannya dengan kadar lengas sebagai berikut :
1) Konsistensi lekat, berciri dapat melekat atau menempel macam-macam benda yang mengenainya.
2) Konsistensi liat atau plastik, bercirikan keliatannya dapat diuli.
3) Konsistensi lunak, bercirikan kegemburan.
4) Konsistensi keras, bercirikan kekerasan, pecah-pecah bila dibelah.
Penggolongan konsistensi tanah dalam keadaan basah.
1) Kelekatan/ stickiness, menunjukkan kekuatan adhesi (melekat) denganbenda lain
a.       tidak lekat (non stickiness), tidak melekat pada jari tangan atau benda lain.
b.      agak lekat (slightly stickiness), sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain.
c.       lekat (sticky), melekat di jari tangan atau benda lain.
d.      sangat lekat (very stickiness), sangat melekat pada jari tangan atau benda lain.
2) Plastisitas/ plasticity, menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan.
a.       tidak plastis (non plasticity), tidak dapat membentuk gulungan tanah.
b.      agak plastis (slightly plasticity), hanya gulungan tanah kurang dari 1 cm yang dapat terbentuk.
c.       plastis (plastic), dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1cm, diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
d.      sangat plastis (very plasticity), dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm, diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.
Konsistensi dalam keadaan lembab.
a.       lepas-lepas (loose) non coherent
b.      sangat gembur (very friable), gumpalan tanah bila dipijat mudah hancur.
c.       gembur (friable), gumpalan tanah bila dipijit agak kuat baru hancur.
d.      teguh (firm), gumpalan tanah bila dipijat agak sukar hancur.
e.       sangat teguh (very firm), gumpalan tanah bila ditekan kuat-kuat yang menyakitkan baru hancur.
f.       luar biasa teguh (extremely firm), gumpalan tanah dipijit tidak hancur kecuali dengan sarana lain.
Konsistensi dalam keadaan kering.
a.       lepas-lepas (loose) non coherent
b.      lunak (soft), massa tanah berkohesi lemah dan rapuh, ditekan sedikit saja hancur.
c.       agak keras (slightly hard), agak tahan terhadap pijitan.
d.      keras (hard)
e.       sangat keras (very hard)
f.       luar biasa keras (extremely hard)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar