Tanah
mempunyai partikel penyusunnya berupa pasir, debu, dan liat. Di dalam tanah terdapat mineral, unsur hara, air,
udara, dan banyak mikroorganisme yang
hidup didalam tanah. Tanah mempunyai tingkatan kedalaman yang disebut dengan horizon. Setiap tingkatan tersebut
berbeda-beda yang terkandung didalamnya.
Banyak keanekaragaman mikroorganisme dan hewan tanah baik yang bersifat
merugikan maupun yang menguntungkan ( Subagyo1970)
Tanah adalah material yang tidak padat yang terletak
di permukaan bumi, sebagai media untuk
menumbuhkan tanaman (SSSA, Glossary of
Soil Science Term). Tanah sebagai tubuh
alam mempunyai berbagai macam fungsi utama,
diantaranya pertama sebagai media tumbuhan tanaman yang menyediakan hara dan air. Kedua sebagai gudang
unsur-unsur hara makro dan mikro serta
mengatur penyediaan bagi tanaman. Ketiga sebagai tempat tunjangan mekanik akar tanaman
Horizon Tanah
Huruf
kapital O, A, E, B, C, R merupakan simbol-simbol untuk horizon utama dan lapisan utama tanah.
Huruf-huruf kapital ini merupakan simbol
dasar, yang dapat diberi tambahan karakter-karakter lain untuk melengkapi penamaan horizon dan lapisan. Horizon
O adalah lapisan yang didominasi oleh bahan organik. Sebagian jenuh air dalam periode yang lama,
atau suatu ketika pernah jenuh air,
tetapi sekarang telah didrainase, sebagian yang lain tidak pernah mengalami
jenuh air. Sebagian besar horizon O tersusun dari serasah segar yang belum terdekomposisi atau sebagian telah
terdekomposisi yang telah tertimbun di
permukaan. Serasah seperti ini dapat berada di atas permukaan tanah mineral
atau tanah organik.
A : Horizon Organik
O : Horizon pencampuran bahan organic terhumifikasi dengan bahan mineral
E : Horizon pencucian (eluviasi)
B
: Horizon penumpukan (iluviasi)
C : Bahan induk
D : Batuan induk
Horizon
A adalah horizon mineral yang terbentuk pada permukaan tanah atau di bawah suatu horizon O. Horizon ini memperlihatkan kehilangan seluruh atau sebagian besar
struktur batuan asli dan menunjukkan salah
satu atau kedua sifat berikut yaitu
akumulasi bahan organik terhumifikasi yang bercampur sangat intensif dengan
fraksi mineral, dan tidak di dominasi
oleh sifat-sifat yang merupakan karakteristik horizon E atau B. sifat-sifat yang merupakan akibat dari
pengolahan tanah, pengembalaan ternak
atau jenis-jenis gangguan lain yang serupa.
Horizon
E adalah horizon mineral yang kenampakan utamanya adalah kehilangan liat silikat, besi,
alumunium atau beberapa kombinasi senyawa-senyawa
tersebut, meninggalkan suatu konsentrasi partikel-partikel pasir dan debu. Horizon ini memperlihatkan
lenyapnya seluruh atau sebagian terbesar
dari struktur batuan aslinya. Horizon E dibedakan dari horizon B di bawahnya dalam sequm tanah sama , oleh warna
dengan value lebih tinggi atau
chrome lebih rendah , atau
kedunya, oleh tekstur yang lebih kasar atau oleh suatu kombinasi dari sifat-sifat
tersebut.
Horizon
B dalah horizon-horison yang terbentuk di bawah suatu horizon A, E atau O. horizon-horison ini
didominasi oleh lenyapnya seluruh atau
sebagian terbesar sari struktur batuan aslinya, dan memperlihatkan satu atau lebih sifat-sifat seperti : Konsentrasi
atau penimbunan secara aluvial dari liat
silikat, senyawa besi, senyawa alumunium, humus, senya wa karbonat, gispsum, atau silika, secara mandiri atau
dalam kombinasi. Tanda-tanda atau gejala
adanya pemindahan atau
penambahan senyawa karbonat. Konsentrasi oksidan-oksidan secar residu.
Penyelaputan sesquioksida yang mengakibatkan horizon terlihat jelas
menpunyai value warna lebih rendah, chrome
lebih tinggi atau hue lebih merah tanpa proses iluviasi semyawa
besi yang terlihat jelas.
Horizon
C adalah horison atau lapisan, tidak termasuk batuan dasar yang lebih keras dan
tersementasi kuat, yang dipengaruhi sedikit oleh proses pedogenik, serta tidak memiliki sifat –sifat horizon O, A, E, atau B. sebagian terbesar merupakan lapisan-lapisan mineral.
Bahan lapisan C mungkin dapat serupa
atau tidak serupa dengan gahan dari mana solum diperkirakan telah terbentuk. Suatu horizon C mungkin saja telah
mengalami perubahan, walaupun tidak
terdapat tanda-tanda adanya proses pedogenesis.
Horizon
R adalah batuan dasar tersementasi kuat sampai mengeras.granit, basaly, kuarsit, batugamping,
dan batupasir adalah contoh batuan dasra
yang diberi symbol dengan huruf R. lapisan R cukup kompak jika lembab sehingga cukup sulit di gali
dengan sekop walaupun lapisan tersebut dapat pecah berkeping-keping
Sifat
morfologi tanah adalah sifat–sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Sebagian dari sifat
morfologi tanah merupakan sifat fisik dari
tanah tersebut.
Batas–Batas Horison
Batas
satu horison dengan horison lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Pada
pengamatan lapang ketajaman peralihan horison
ini dapat dibedakan beberapa tingkatan, yaitu dikatakan
a. nyata (bila lebar peralihan kurang dari 2,5
cm),
b. jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm ),
c. berangsur (lebar peralihan 6,5 – 1,25 cm) dan
d. baur
(lebar peralihan > 12,5 cm).
Disamping topografi dari batas horison
tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus
Batas horison atau lapisan
dinyatakan dalam kejelasan dan bentuk peralihan (topografi batas). Berikut
adalah symbol yang digunakan untuk kejelasan dan bentuk peralihan. Penjelasan :
a (aburpt)
simbol untuk peralihan sangat jelas, lebar peralihan < 2 cm.
c (clear)
simbol untuk peralihan jelas lebar peralihan 2-5 cm.
g (gradual)
simbol untuk peralihan berangsur lebar peralihan 5-12 cm.
d (diffuse)
simbol untuk peralihan baur, lebar peralihan > 12 cm
Kedalaman atau solum, tekstur, dan
struktur tanah menentukan besar kecilnya air
limpasan permukaan dan laju penjenuhan tanah oleh air. Pada tanah
bersolum dalam (>90 cm), struktur
gembur, dan penutupan lahan rapat, sebagian besar air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah dan hanya
sebagian kecil yang menjadi air limpasan
permukaan (longsor). Sebaliknya, pada tanah bersolum dangkal, struktur
padat, dan penutupan lahan kurang rapat, hanya sebagian kecil air hujan yang
terinfiltrasi dan sebagian besar menjadi
aliran permukaan (longsor) Pembentukan Agregat Menurut Gedroits (1955) ada dua
tingkatan pembentuk agregat tanah, yaitu:
1.
Kaogulasi koloid tanah (pengaruh Ca2+) kedalam agregat tanah mikro
2.
Sementasi (pengikat) agregat mikro kedalam agregat makro.
Teori
pembentukan tanh berdasarkan flokulasi dapat terjadi pada tanah yang berada dalam larutan, misal pada tanah yang agregatnya
telah dihancurkan oleh air hujan atau
pada tanah sawah. Menurut utomo dan Dexter (1982) menyatakan bahwa retakan terjadi karena pembengkakan dan pengerutan
sebagai akibat dari pembasahan dan
pengeringan yang berperan penting dalam pembentukan agregat.
Faktor
yang mempengaruhi pembentukan agregat antara lain :
1.
Bahan Induk
Variasi
penyusun tanah tersebut mempengaruhi pembentukan agregat-agregat tanah serta
kemantapan yang terbentuk. Kandungan liat menentukan dalam pembentukan agregat, karena liat berfungsi sebagai
pengikat yang diabsorbsi pada permukaan butiran pasir dan setelah dihidrasi
tingkat reversiblenya sangat lambat. Kandungan liat > 30% akan berpengaruh terhadap agregasi,
sedangakan kandungan liat < 30% tidak
berpengaruh terhadap agregasi. Bahan induk tanah dibedakan menjadi 3
yaitu residual, transport, dan organik. Residual berasal dari proses pelapukan
batuan induk yang ada di bawahnya. Transport merupakan bahan induk tanah yang
berasal dari erosi yang dibawa air dan mengalami sedimentasi. Sedangkan organik
merupakan bahan induk tanah yang berasal dari hasil proses pembusukan flora dan
fauna yang kemudian akan menghasilkan horison ( O )
2.
Bahan organik tanah
Bahan
organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami pencucian. Pencucian tersebut dipercepat dengan adanya
organisme tanah. Sehingga bahan organik
dan organisme di dalam tanah saling berhubungan erat.
3.
Topografi
Relief
adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah termasuk didalamnya
perbedaan kecuraman dan bentuk lereng. Topografi suatu daerah dapat menghambat
atau mempercepat pengaruh iklim. Di daerah datar atau cekung dimana air tidak
mudah hilang dari tanah atau menggenang, pengaruh iklim menjadi tidak jelas dan
terbentuklah tanah berwarna kelabu atau banyak mengandung karatan. Sebagai
akibat genangan itu
4.
Organisme
Organisme
tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain itu juga mampu berperan langsung dengan membuat lubang dan
menggemburkna tanaman.Secara tidak
langsung merombak sisa-sisa tanaman yang setelah dipergunakan akan dikeluarlan lagi menjadi bahan pengikat tanah
5.
Waktu
Waktu
menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama waktu berjalan, maka agregat yang terbentuk pada
tanah tersebut semakin berpengaruh.
Karena proses pembentukan tanha terus berjalan maka bahan induk tanah
berubah berturut turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua
6.
Iklim
Iklim
berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan, pencairan. Iklim merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap pembentukan agregat tanah. Curah hujan dan suhu tinggi di
daerah tropika menyebabkan reaksi kimia berjalan cepat, sehingga proses
pelapukan dan pencucian berjalan cepat. Akibatnya banyak tanah di indonesia
telah mengalami pelapukan lanjut.
Warna Tanah
Warna
merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang terdapat dalam tanah tersebut.
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik, apabila
kandungan bahan organik dalam tanah
tinggi maka tanah akan berwarna kelam atau gelap, bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah, kondisi
drainase dalam tanah atau keadaan basah
dan kering yang silih berganti, pada saat kondisi tanah basah maka suasananya reduktif besi dalam bentuk
Fe++ meninggalkan bercak warna abu-abu kebiruan, dan bila kondisi kering maka kondisinya oksidatif besi dalam bentuk Feri
(Fe+++) dan warna merah kuning. Warna tanah ditentukan dengan menggunakan
warna-warna baku yang terdapat dalam
buku Munsell Soll Color Chart. Dalam
warna baku ini warna disusun oleh tiga
variabel yaitu ; hue, value dan chroma.
Ø Hue :
adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya, hue dibedakan menjadi
·
5 R ;
·
7,5 R ;
·
10 R;
·
2,5 YR;
·
5 YR;
·
7,5 YR;
·
10 YR;
·
2,5 Y ;
·
5 Y,
yaitu
mulai dari spektrum paling merah (5R) sampai spektrum dominan
paling kuning (5 Y).
Ø Value :
Menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan, yang dibedakan
dari 0 sampai 8 dimana makin tinggi nilai value menunjukkan warna
makin terang.
Ø Chroma :
Menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum, juga dibagi dari 0 sampai 8,
semakin tinggi nilai chroma menunjukkan
kemurnian spektrum atau kekuatan warna
spektrum makin meningkat. Warna tanah dicatat
dengan menggunakan notasi, misalnya
7,5 YR 5/4 (Coklat). Ini berarti bahwa tanah mempunyai
·
hue = 7,5 YR,
·
Value = 5 dan
·
chroma = 4 yang secara keseluruhan
disebut coklat
Tekstur Tanah
Tekstur
tanah menurut Henry D. Foth adalah ukuran relatif partikel tanah dinyatakan
dalam istilah tekstur, yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya,
tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu, dan tanah liat. Tanah
terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian dari tanah yang berukuran > 2 mm disebut Bahan kasar
yaitu berupa kerikil atau kerakal.
Bahan-bahan
yang berukuran lebih halus dibedakan menjadi :
·
Pasir
: 2 mm - 5 0 μ
·
Debu
: 50 μ – 2 μ
·
Liat
: < 2 μ
Tekstur
tanah adalah perbandingan relatif (dalam
persen) antara fraksi pasir, debu dan liat, tektur tanah sangat penting
kita ketahui karena komposisi ketiga
fraksi penyusun tanah menentukan sifat-sifat fisika, fisikokimia dan sifat kimia tanah.
Berdasarkan
atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan ke dalam
beberapa macam kelas tekstur yaitu sbb :
a. Kasar
:
- Pasir
- Pasir berlempung
b. Agak Kasar
:
- Lempung berpasir
- Lempung berpasir halus
c. Sedang
:
- Lempung berpasir sangat halus
- Lempung
- Lempung berdebu
d. Agak halus
:
- Debu
- Lampung Liat
- Lempung Liat berpasir
- Lempung liat berdebu
e. Halus
:
- Liat berpasir
- Liat berdebu
Sifat-Sifat
Fisik dan Morfologi Tanah
o
Liat
o
Tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit menahan air dan
unsur hara.
o
Tanah
bertekstur liat mempunyai luas
permukaan yang besar sehingga kemampuan
tanah menahan air dan mengikat unsur hara
tinggi.
o
Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam
reaksi kimia daripada tanah bertekstur
kasar.
Di
lapangan (lahan) tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijit tanah basah diantara jari-jari, s ambil
dirasakan halus kasarnya yaitu dirasakan
adanya butir pasir, debu dan liat, yaitu sbb :
·
Pasir
: rasa kasar sangat jelas, tidak
melekat dan tak dapat dibentuk bola.
·
Pasir berlempung : rasa
kasar agak jelas , agak melekat, dapat dibentuk
bola, mudah hancur.
·
Lempung :
rasa tidak kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
·
Lempung berdebu :
rasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, gulungan dengan permukaan mengkilat.
·
Debu
: rasa licin sekali, agak
melekat, dapat dibentuk bola teguh,
dapat digulung dengan permukaan mengkilat.
·
Lempung berliat :
rasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.
·
Lempung liat berpasir : rasa
halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak
melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudah hancur.
·
Lempung liat berdebu : rasa
halus agak licin, melekat, dapat dibentuk
Struktur Tanah
Sruktur
tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari butiran-butiran atanah. Gumpalan
ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh
perekat seperti : bahan organic, oksida besi dll. Didaerah curah hujan yang
tinggi umumnya ditemukan struktur tanah remah atau gramuler dipermukaan dan
gumpal dihorison bawah
Macam
macam struktur tanah
1. Struktu
tanah berbutir (granular)
Agregat
yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat
pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut “Crumbs” atau Spherical
2.
Kubus (Bloky)
Berbentuk
jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam disebut
kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat
(sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm
3.
Lempeng (platy)
Bentuknya
sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi
secara deposisi (deposited)
4.
Prisma
Bentuknya
jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal.
Seringkali mempunyai 6 sisi dan
diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah
berliat. Jika bentuk puncaknya datar
disebut prismatik dan membulat disebut kolumner
5.
Platy / lempeng
Terbentuk pada hor. E
Hasil lapukkan bahan induk atau karena pemadatan
6.
Remah
Konsistensi Tanah
Menurut
Henry D. Foth, konsistensi adalah resistensi tanah terhadap deformasi atau
kepecahan dan ditentukan oleh sifat sifat kohesif dan andhesif seluruh massa
tanah. Sementara struktur berkaitan dengan bentuk, ukuran, dan kebedaan agregat
tanah alami, konsistensi berkaitan dengan kekuatan dan keadaan gaya
antarpartike. Konsistensi itu penting untuk pembajakan dan pertimbangan lalu
lintas. Bukit pasir menunjukkan sifat sifat kohensif dan andhesif yang minimum
serta mudah terderformasi sehingga kendaraan bermotor dapat macet. Tanah liat
dapat begitu lengket bila basah sehingga menyebabkan pembajakan menjadi sulit.
Konsistensi dipertelakan untuk tiga taraf kelembapan yaitubasah, lembab, dan
kering. Suatu tanah mungkin lengket bila basah, kenyal bila lembab, dab keras
bila kering. Istilah istilah yang digunakan untuk mempertelakan lkonsistensi
mencakup :
1)
Tanah basah/ tak lengket, lengket, tak plastis, plastis.
2)
Tanah lembab/lepas, mudah rontok, kenyal.
3)
Tanah kering/lepas, halus, keras.
Perekatan
(cementation) juga merupakan tipe konsistensi dan disebakan oleh bahan perekat
seperti kalsium karbonat, silika, atau oksida oksida besi dan aluminium.
Perekatan itu sedikit diupengaruhi oleh kandungan air. Terekat atau mengeras
digunakan unyuk mempertelakan perekatan. Tanah yang mengeras itu begitu keras sehingga
diperlukan pukulan palu yang keras untuk memecahkan tanah itu dan pada umumnya
palu akan berdering sebagai akibat pukulan itu.
Konsistensi
tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir tanah atau daya adhesi butir tanah
dengan benda lainnya. Berdasarkan pengamatan di lapangan dan percobaan,
perbedaan konsistensi tanah bergantung pada tekstur, kadar bahan organik, kadar
dan sifat koloidserta kadar lengas tanah.
Penggolongan
konsistensi tanah dalam hubungannya dengan kadar lengas sebagai berikut :
1)
Konsistensi lekat, berciri dapat melekat atau menempel macam-macam benda yang
mengenainya.
2)
Konsistensi liat atau plastik, bercirikan keliatannya dapat diuli.
3)
Konsistensi lunak, bercirikan kegemburan.
4)
Konsistensi keras, bercirikan kekerasan, pecah-pecah bila dibelah.
Penggolongan
konsistensi tanah dalam keadaan basah.
1)
Kelekatan/ stickiness, menunjukkan kekuatan adhesi (melekat) denganbenda lain
a. tidak
lekat (non stickiness), tidak melekat pada jari tangan atau benda lain.
b. agak
lekat (slightly stickiness), sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain.
c. lekat
(sticky), melekat di jari tangan atau benda lain.
d. sangat
lekat (very stickiness), sangat melekat pada jari tangan atau benda lain.
2)
Plastisitas/ plasticity, menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan.
a. tidak
plastis (non plasticity), tidak dapat membentuk gulungan tanah.
b. agak
plastis (slightly plasticity), hanya gulungan tanah kurang dari 1 cm yang dapat
terbentuk.
c. plastis
(plastic), dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1cm, diperlukan sedikit
tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
d. sangat
plastis (very plasticity), dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm,
diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.
Konsistensi
dalam keadaan lembab.
a. lepas-lepas
(loose) non coherent
b. sangat
gembur (very friable), gumpalan tanah bila dipijat mudah hancur.
c. gembur
(friable), gumpalan tanah bila dipijit agak kuat baru hancur.
d. teguh
(firm), gumpalan tanah bila dipijat agak sukar hancur.
e. sangat
teguh (very firm), gumpalan tanah bila ditekan kuat-kuat yang menyakitkan baru
hancur.
f. luar
biasa teguh (extremely firm), gumpalan tanah dipijit tidak hancur kecuali
dengan sarana lain.
Konsistensi
dalam keadaan kering.
a. lepas-lepas
(loose) non coherent
b. lunak
(soft), massa tanah berkohesi lemah dan rapuh, ditekan sedikit saja hancur.
c. agak
keras (slightly hard), agak tahan terhadap pijitan.
d. keras
(hard)
e. sangat
keras (very hard)
f. luar
biasa keras (extremely hard)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar